Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Ketika Disihir
Diriwayatkan dari Aisyah radliyallahu ‘anha, dia
berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disihir,
sehingga beliau merasa seakan-akan dia telah mengerjakan sesuatu padahal dia
belum mengerjakannya, seakan-akan dia mendatangi istrinya padahal dia tidak
mendatanginya, inilah yang terjadi pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam akibat sihir tersebut.”
Sehingga
pada suatu hari ketika beliau bersamaku, beliau berdo’a kepada Allah, maka
Allah mengabulkannya, kemudian dia berkata: “Apakah engkau merasakan wahai
‘Aisyah, bahwa Allah telah mengabulkan permohonan kesembuhanku?”
Aku
berkata: “Apa itu wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”
Beliau
berkata: “Telah datang dua orang lelaki kepadaku, yang satu duduk di dekat
kepalaku dan yang satu lagi duduk di dekat kakiku,” lalu yang seorang berkata
kepada kawannya: “Orang ini sakit apa?”
Maka
yang satunya menjawab: “Disihir.”
Lalu
yang pertama bertanya kembali: “Siapa yang menyihirnya?”
Dijawab:
“Lubaid ibnul A’sham Al Yahudi dari bani Zuraiq.”
Kemudian
bertanya lagi: “Dengan apa dia menyihirnya?”
Dijawab:
“Dengan beberapa helai rontokan rambut yang ada di sisir dan dengan seludung
mayang kurma jantan.”
Kemudian
ditanya kembali: “Dan dimana diletakkan benda-benda itu?”
Dijawab:
“Di sumur Dzirwan.”
‘Aisyah
berkata: “Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi beberapa
orang sahabatnya ke sumur itu, ketika sampai beliau melihat ke dalam sumur itu,
dan di atas sumur itu ada pohon kurma,” kemudian beliau kembali ke rumah
‘Aisyah dan berkata: “Demi Allah, air sumur itu seperti cendaman pohon pacar dan
pohon kurmanya seakan-akan kepala setan.”
Maka aku
bertanya: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apakah engkau
mengeluarkannya?” Beliau berkata: “Tidak, aku khawatir hal ini akan
membangkitkan orang untuk berbuat kejahatan, sedangkan aku telah disembuhkan
oleh Allah, maka aku perintahkan untuk dikuburkan.”
Al
Muhlab berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilindungi
dari setan-setan sehingga setan-setan itu tidak dapat melaksanakan keinginan
mereka terhadap beliau. Pernah satu setan mendatangi nabi untuk merusak shalat
beliau, tetapi Allah memberikan kem`mpuan kepada beliau untuk dapat mengalahkan
setan itu. Begitu juga sihir yang menimpa beliau, tidak menjadikan beliau
berkurang kemampuan dakwahnya dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas beliau,
tetapi ini seperti gangguan penyakit yang lain seperti lemah dalam berbicara,
lemah dalam mengerjakan sebagian pekarjaan, atau terjadinya khayalan yangtidak
berkelanjutan, akan tetapi Allah telah menghilangkan tipu daya setan itu.”
Maka
nampak di sini, bahwa sihir hanya menguasai badannya saja dan sebagian anggota
tubuhnya bukan atas aqidahnya dan akal pikirannya. Sebagian ahli ilmu berkata:
“Dalam kisah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalankan
dua cara dalam menghadapi masalah, dan mengerjakan beberapa metode.”
Pertama-tama beliau memasrahkan diri kepada Tuhannya dengan mengharapkan pahala
dan ganjaran kesabaran dalam musibah. Ketika hal ini berlanjut, dan beliau
khawatir bila berkepanjangan akan melemahkannya dalam beribadah, maka beliau
berusaha mengobati dengan cara kedua yaitu, dan ini merupakan carayang sempurna
dalam pengobatan.
Dalam
kisah ini terdapat petunjuk bahwa disunnahkan untuk berdo’a ketika mendapat
perkara-perkara yang tidak disukai dan mengulang-ulang do’a, dan berlindung
kepada Allah untuk menolak hal itu.
Dalam
riwayat lain: “Maka beliau mendapati air itu telah berubah kehijau-hijauan.”
Ibnu
Baththaal menyebutkan behwa dalam kitab Wahab bin Munabbih ada disebutkan,
hendaknya mengambil tujuh lembar daun bidara yang hijau lalu dihaluskan
kemudian dicampur dengan air lalu dibacakan ayat kursi padanya dan akhir surat
Al Baqarah, kemudian diminum sebanyak tiga tegukan kemudian sisanya dipakai
mandi, maka ini dapat menghilangkan apa yang terjadi padanya dengan izin Allah.
Ibnul
Qayyim rahimahullaah berkata: “Yang paling bermanfaat dalam mengobati
sihir adalah pengobatan Allah, bahkan ini yang paling berkesan dalam pengobatan
sihir, karena sihir merupakan pengaruh dari jiwa-jiwa buruk yang rendah,” maka
untuk menghilangkannya: “Dengan menghadapinya dan melawannya dengan
dzikir-dzikir, ayat-ayat, dan doa-doa yang dapat membatalkan kerja dan
pengaruhnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar