Sejarah Kota Bahgdad

Sejarah Kota Bagdad Pada 30 Juli 762 Masehi, Khalifah Al-Mansur menemukan sebuah lokasi di tepian Sungai Tigris yang dirasa cocok untuk menjadi ibu kota baru. Al-Mansur sangat menyukai lokasi itu, hingga dia mengatakan, Ini adalah kota yang akan kubangun, tempat aku hidup, dan tempat keturunanku melanjutkan pemerintahan. Sang khalifah memberi nama kota tersebut Madinat al-Salaam, yang berarti Kota Perdamaian. Nama itu merupakan nama resmi yang tercetak di koin dinar dan dirham serta dalam penggunaan resmi. Tapi penduduknya lebih suka menyebut nama kota itu Bagdad, yang merupakan nama desa terdekat dari kota tersebut. Empat tahun sebelum pembangunan Bagdad, tepatnya pada 758 M, Al-Mansur mengumpulkan para insinyur, seniman, dan teknokrat dari seluruh negeri untuk merancang kota perdamaian. Lebih dari 100 ribu pekerja konstruksi terlibat dalam pembangunan kota itu. Desain kotanya berbentuk lingkaran dengan istana setinggi 39 meter dan Masjid Agung sebagai pusatnya. Ketersediaan air terjamin. Abu Hanifa membangun kanal pengangkut air dan kanal dari Sungai Tigris yang memenuhi kebutuhan kota. Bagdad dikelilingi empat tembok besar. Bagdad tumbuh menjadi kota yang makmur dan sejahtera, bergelimang gading, emas, sutra, rempah-rempah, mutiara, serta permata dari Afrika, India, dan timur jauh. Lokasi Bagdad di tepian Sungai Tigris yang berhubungan dengan laut Arab menjadikan Bagdad pusat perdagangan. Terinspirasi oleh perpustakaan Persia yang memiliki koleksi lengkap, Al-Mansur menginginkan adanya perpustakaan di kota baru itu. Buku-buku ilmu pengetahuan dari umat Hindu, bangsa Persia, dan Yunani kuno dikumpulkan, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang menghabiskan waktu seratus tahun. Pada tahun 800-an, ilmu pengobatan, matematika, dan sains tumbuh subur di wilayah Bagdad. Ahli kimia Persia, Jabir, melakukan cara kerja laboratorium untuk pertama kalinya. Ahli matematika Al-Khwarizmi menulis buku aljabar pertama, sedangkan yang lain menulis tentang pertanian, obat-obatan, optik, mineralogi, meteorologi, astronomi, dan lain-lain. Howard R. Turner dalam bukunya, Science in Medieval Islam, menulis, Seniman, ilmuwan, pangeran, dan pustakawan muslim bekerja sama dalam membangun peradaban unik yang mempengaruhi dunia Barat, baik secara langsung maupun tak langsung, bertahun-tahun setelahnya. Pengaruh tersebut, antara lain, terdapat pada beberapa kata dalam bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Arab zaman pertengahan, seperti alcohol (alkohol) dan alchemy (alkimia). Selain Masjid Agung, istana, dan perpustakaan, di kota ini dibangun rumah sakit umum, kebun, taman, caravansary, pemandian, madrasah, dan observatorium. Tak mengherankan jika sejarawan menyebut masa ini sebagai masa keemasan Islam. Keluarga Al-Mansur memerintah selama lima abad. Mereka dikenal dengan nama Dinasti Abbasiyah, yang berasal dari nama leluhur mereka di Mekah, Abbas, paman Rasulullah. Namun segala hal indah pasti ada akhirnya. Harapan AlMansur pupus ketika bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, menyerang Bagdad pada 1258. Kota ini jatuh setelah dikepung dan dihujani panah api. Kota diratakan dengan tanah serta sistem irigasi rusak hingga beberapa dasawarsa setelahnya. Jatuhnya Bagdad merupakan pukulan besar bagi dunia Islam. Masa keemasan Islam berakhir. Putra Hulagu, Ahmad Tekuder, dan cucunya, Mahmud Ghazan, memeluk Islam dan memerintah Dinasti Ilkhanid, yang kekuasaannya terbentang dari Persia hingga semenanjung Balkan


 History of Baghdad On July 30, 762 AD, Caliph Al-Mansur find a location on the banks of the Tigris River is fitting for a new capital. Al-Mansur loved the site, until he said, It is a city that will be I built, where I live, and where my descendants continued government. The Caliph gave the city the name Madinat al-Salaam, which means City of Peace. That name is the official name printed on the dinar and dirham coins and in official use. But people like to call the name of the city of Baghdad, which is the name of the nearest village from the city. Four years before the construction of Baghdad, precisely at 758 M, Al-Mansur brought together engineers, artists, and engineers from across the country to design a city of peace. More than 100 thousand construction workers involved in the construction of the city. Design a circular city with a 39 meter high castle and the Grand Mosque as its center. Water availability is assured. Abu Hanifa building canals and canal transport of water from the Tigris River that meets the needs of the city. Surrounded by the four walls of Baghdad. Baghdad grew into a prosperous town and a prosperous, wallowing in ivory, gold, silk, spices, pearls, and gems from Africa, India, and the Far East. Locations of Baghdad on the banks of the Tigris River associated with the Arabian Sea makes Baghdad trade center. Inspired by Persian library with full collection, Al-Mansur wanted the library in the new city. Science books of the Hindus, the Persians, and ancient Greek were collected, and then translated into Arabic, who spent a hundred years. In the 800s, medicine, mathematics, and science thrives in areas of Baghdad. Persian chemist, Jabir, do the workings of the laboratory for the first time. Mathematician Al-Khwarizmi wrote the first book of algebra, while others wrote about agriculture, medicine, optics, mineralogy, meteorology, astronomy, and others. Howard R. Turner in his book, Science in Medieval Islam, writing, artists, scientists, princes and Muslim librarians work together to build a unique civilization that affect the Western world, either directly or indirectly, for many years thereafter. Influence, among other things, there are a few words in English, which is derived from the Arabic Middle Ages, such as alcohol (alcohol) and alchemy (alchemy). In addition to the Grand Mosque, palaces and libraries, built the city's public hospitals, gardens, parks, caravansary, baths, madrasas, and observatories. Not surprisingly, historians refer to this period as the golden age of Islam. Al-Mansur family ruled for five centuries. They are known by the name of the Abbasid dynasty, whose name comes from their ancestors in Mecca, Abbas, the uncle of the Prophet. But all good things must have eventually. AlMansur expectations dashed when the Mongols under the leadership of Hulagu Khan, grandson of Genghis Khan, attacked Baghdad in 1258. The city was besieged and bombarded occur after wildfire. City razed to the ground and damaged irrigation systems until a few decades later. The fall of Baghdad is a big blow to the Islamic world. The golden age of Islam ended. Hulagu's son, Ahmad Tekuder, and his grandson, Mahmud Ghazan, Islam and ruled Ilkhanid dynasty, which stretched from the Persian rule until the Balkan peninsula


Cetak Uang Dengan Program Bidvertiser Pay Per Click Dengan Kunjungi Banner Dibawah Ini